GANGGUAN KEAMANAN MASA DEMOKRASI PARLEMENTER INDONESIA

 

(ilustrasi gambar/ Tirto.id
)

Para wakil rakyat terpilih hanya mementingkan partainya sehingga sering ganti Kabinet yang mengakibatkan keadaan politik dan keamanan menjadi tidak stabil. Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya pergolakan di berbagai daerah, yakni:

1)       Pemberontakan angkatan perang ratu adil (APRA)

      • PimpinanRaymond Westerling
      • Latar belakangKepercayaan rakyat datangnya ratu adil yang akan membawa suasana tentram, adil dan bijaksana
      • Tujuan Mempertahankan Negara federal di Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada Negara bagian RIS
      • Penumpasan: Operasi militer pasukan siliwangi

2)       Pemberontakan Republik Maluku Selatan

      • Pimpinan: Dr. Soumokil
      • Latar belakang: Menolak kembali ke NKRI, pemerataan pembanguan daerah yang tidak merata dibanding jawa
      • Tujuan: Ingin merdeka lepas dari NKRI karena menganggap Maluku punya kekuatan secara ekonomi, politik, dan geografis untuk berdiri sendiri.
      • Penumpasan: Operasi militerpimpinan kol. A. E Kawilarang

3)       Pemberontakan Andi Azis

      • Pimpinan: Andi Azis
      • Latar belakang: Tuntutan kapten andi azis dan pasukannya kepada pemerintah agar menjadikan mereka sebagai pasukan keamanan di makasar tapi tidak dipenuhi.
      • Tujuan: Tidak ingin kembali ke NKRI
      • Penumpasan: Operasi militer pimpinan kol. Kawilarang

4)       Pemberontakan PRRI dan permesta

Latar belakang

:

Adanya hubungan kurang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah karena keuangan yang diberikan pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan sehingga melahirkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat.

Dewan-dewan yang terbentuk untuk gerakan

:

Dewan banteng di sumatera barat  pimpinan letkol Ahmad Husein

Dewan gajah di sumatera utara pimpinan letko simbolon

Dewan garuda di sumatera selatan pimpinan letkol barlian

Dewan manguni di Sulawesi utara pimpinan letkol ventje Samuel

Proses gerakan

:

10 Februari 1958 mengeluarkan ultimatum ke pemerintah pusat

15 Februari 1958 letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya PRRI dan Permesta tanggal 17 Februari 1958

Penumpasan

:

Operasi militer, Ahmad Husein dan tokoh PRRI lain menyerah

KONDISI POLITIK INDONESIA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER (1950-1959)

 

www.pustakamadani.com

Masa demokrasi parlementer adalah masa pemerintah Indonesia menggunakan UUDS 1950. Masa ini disebut masa demokrasi liberal karena sistem politik dan ekonomi menggunakan prinsip liberal. Masa ini dimulai sejak 17 Agustus 1950.

a.   Sistem pemerintahan: Kabinet disusun menurut kekuatan partai dalam parlemen dan presiden hanya sebagai simbol kesatuan Negara. Perdana menteri bertanggung jawab terhadap parlemen. Kabinet parlemen yang digunakan yaitu zaken kabinet artinya cabinet yang menteri-menterinya dari tokoh yang ahli di bidangnya tanpa mempertimbangkan latar belakang partainya.  Ciri sistem demokrasi ini adalah banyaknya partai politik yang berebut kekuasaan sehingga sering terjadinya pergantian kabinet. Adapun kabinet masa ini:

        1. kabinaet Natsir (September 1950-Maret 1951)

        2. Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952)

        3. kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)

        4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Juli 1953-Juli 1955)

        5. Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955-Maret 1956)

        6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II ( Maret 1956-Maret 1957)

        7. Kabinet Djuanda (Maret 1957-Juli 1959)

b.     Sistem kepartaian, yang dianut adalah sistem multi partai yaitu dengan banyak partai politik, yakni

Nama partai

Pimpinan

Tanggal berdiri

Majelis syuro muslimin Indonesia (masyumi)

Dr. sukirman Wiryosanjoyo

7 November 1945

Partai nasional Indonesia (PNI)

Sidik joyosukarto

29 Januari 1945

Partai sosialis Indonesia (PSI)

Amir Syarifuddin

20 November 1945

Partai komunis Indonesia (PKI)

Mr. Moh. Yusuf

7 November 1945

Partai buruh Indonesia (PBI)

Nyono

8 November 1945

Partai rakyat jelata (PRJ)

Sutan Dewanis

8 November 1945

Partai Kristen Indonesia (parkindo)

Ds. Probowinoto

10 November 1945

Partai rakyat sosialis (PRS)

Sutan Syahrir

20 November 1945

Persatuan marhaen Indonesia (permai)

JB Assa

17 November 1945

Partai katholik republic Indonesia (PKRI)

IJ Kasimo

8 Desember 1945

Banyaknya partai menyebabkan persaingan antar partai sehingga cenderang memperjuangkan kepentingan golongan dari pada kepentingan nasional. Mereka saling menjatuhkan sehingga menyebabkan seringnya pergantian kabinet.

c.    Pemilu 1955

Merupakan pemilu pertama sebagai tonggak demokrasi di Indonesia. Pemilu 1955 dianggap pemilu paling demokratis karena dalam kondisi masih belum stabil rakyat melaksanakan dan menjalankan hasil pemilu dengan tertib.

Pemilu 1955 dilaksanakan dua tahap yaitu tahap satu pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR sejumlah 250 orang dengan dimenangkan oleh 4 partai poliitik yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI. Pemilu kedua pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante yang bertugas membuat UUD pengganti UUDS.  Anggota DPR dilantik pada 20 Maret 1956 dan anggota konstituante pada 10 November 1956.

Perkembangan Politik Indonesia Pada Masa Kemerdekaan

Bangsa Indonesia setelah merdeka tidak serta merta bebas dalam segala hal melainkan harus mengalami beberapa kondisi politik yang tentunya sangat menentukan kehidupan bangsa di Indonesia di kemudian hari. Adapun kondisi politik yang terjadi, antara lain:

a.Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sesuai hasil KMB, Indonesia berubah bentuk Negara dari NKRI menjadi RIS sejak 27 Desember 1949 dengan Konstitusi RIS sebagai UUD nya. Yang tergabung dalam federasi antara lain:
  1. Negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatera Timur, dan Republik Indonesia.
  2. Satuan-satuan kenegaraan meilputi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau dan Jawa Tengah.
  3. Daerah Swapraja meliputi Kota Waringin, Sabang dan Padang.

Presiden RIS yakni Ir. Soekarno terpilih sejak 15 Desember 1949. Sedangkan Moh. Hatta menjadi Perdana Menteri RIS sejak 20 Desember 1949.

b.Kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
RIS ternyata tidak sesuai dengan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga muncul gerakan kembali ke NKRI. Bulan April 1950, seluruh Negara bagian dan satuan kenegaraan bergabung dengan RI kecuali Negara Indonesia Timur dan Negara sumatera Timur. Namun, akhirnya keduanya pun ikut bergabung. Pembicaraan kembali ke NKRI dimulai tanggal 12 Mei 1950 dan tanggal 19 Mei 1950 ditandatangani piagam persetujuan antara RIS dan RI yang isinya dalam waktu singkat akan melaksanakan pembentukan Negara kesatuan. RIS bubar dan menjadi NKRI sejak 17 Agustus 1950. 

c.Gangguan Keamanan Pasca Kemerdekaan Indonesia
1.Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi tanggal 18 September 1948 dipimpin oleh Muso. Tujuannya ingin mengganti dasar Negara Pancasila dengan Komunis dan ingin mendirikan Soviet Republik Indonesia. Aksi yang dilakukannya meliputi penguasaan karesidenan Pati, pembunuhan dan penculikan. Tanggal 30 September 1948 PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI dibantu rakyat pimpinan Kol. Gatot Subroto (panglima Div. H. Jawa tengah bagian timur) dan Kol. Sungkono (panglima Div. Jawa Timur).
2.Pemberontakan DI/TII
Merupakan suatu gerakan yang menginginkna berdirinya suatu Negara islam Indonesia. DI/TII bermula di jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo yang kemudian menyebar ke Jawa tengah, Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. 
·         Jawa barat
Pemimpin
:
SM Kartosuwiryo
Tujuan
:
Mendirikan Negara islam Indonesia (NII) yang diwujudkan dengan proklamasi tanggal 7 agustus 1949.
Penumpasan
:
Operasi pagar betis yang dilakukan TNI dan rakyat sehingga 4 Juni 1962 Kartosuwiryo ditangkap

·         Sulawesi selatan
Pemimpin
:
Kahar Muzakar
Latar belakang
:
Kahar Muzakar menempatkan lascar rakyat Sulawesi selatan ke dalam APRIS
Tujuan
:
Berkeinginan menjadi pemimpin APRIS dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
Penumpasan
:
Ditumpas oleh TNI

·         Aceh
Pemimpin
:
Daud Beureuh
Latar belakang
:
Status aceh diturunkan dari daerah istimewa menjadi daerah keresidenan di bawah Sumatera Utara
Tujuan
:
Menolak kebijakan pemerintah dan menyatakan bergabung dengan DI/TII Jawa Barat
Penumpasan
:
Melalui musyawarah kerukunan rakyat Aceh 17-28 Desember 1962

·         Kalimantan selatan
Pemimpin
:
Ibnu Hajar
Tujuan
:
1945 resmi bergabung dengan NII dan ditunjuk menjadi panglima tertinggi Tentara islam Indonesia (TIM)
Penumpasan
:
Operasi militer 1963 oleh TNI, ibnu hajar berhasil ditangkap

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan, tidak serta merta bangsa Indonesia terbebas dari bangsa kolonial. Ternyata setelah merdeka pun, Indonesia harus kembali berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan karena Sekutu yang memboncengi  NICA datang kembali ke Indonesia untuk menancapkan kekuasaan di Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia terbagi menjadi dua yakni

A.Perjuangan fisik

1.Insiden Hotel Yamato (19 September 1945)

sumber: tirto.id

Peristiwa yang terjadi di Hotel Yamato yakni pada saat belanda datang lagi ke Surabaya mereka mengibarkan benderanya. Bangsa Indonesia sudah pasti tidak mau bendera Belanda berkibar karena sudah merdeka. Oleh karena itu, bangsa Indonesia melakukan perobekan terhadap bendera Belanda (merah putih biru) sehingga menjadi bendera Indonesia. 

2.Pertempuran Surabaya (27 Oktober s.d 20 November 1945)
sumber: suaramuhammadiyah.id

Peristiwa ini berawal dari kedatangan pasukan sekutu pimpinan WS Mallaby yang bertugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tahanan perang sekutu di Indonesia. Awalnya kedatangan sekutu ini disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, ketika sekutu memboncengi NICA maka timbulah perlawanan melawan sekutu. Pada tanggal 30 Oktober pertempuran terjadi, WS Mallaby tewas sehingga sekutu dipimpin oleh Mayjend RC. Mansergh. Tanggal 9 November sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya supaya menyerah. Namun tidak dihiraukan oleh rakyat. Pada tanggal 10 November terjadi pertempuran besar antara sekutu dengan rakyat Surabaya. Pada saat itu, rakyat Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo beserta para kiayi. Meskipun akhirnya Surabaya dikuasai sekutu, tapi peristiwa itu merupakan momentum nasional bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah. Peristiwa 10 November 1945 diperingati sebagai Hari Pahlawan.

3.Pertempuran lima hari di Semarang

sumber: semarangkuto.blogspot.com

Peristiwa ini berawal dari pemindahan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu yang melakukan pemberontakan dan akhirnya bergabung dengan pasukan Jepang pimpinan  Mayor Kido di Jatingaleh Semarang. Tanggal 14 Oktober 1945 terdengar kabar bahwa Jepang telah meracuni  cadangan air minum di Candi, Semarang. Dokter Karyadi berusaha untuk memeriksa kebenaran isu tersebut namun ditembak sehingga pemuda Semarang marah dan menyerang tentara Jepang. Tanggal 15 s.d 20 Oktober 1945 terjadi pertempuran Jepang dengan TKR dibantu pemuda. Pertempuran berakhir dengan adanya perundingan yang diwaili oleh Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono serta dari Jepang Letkol Nomura.. 

4.Pertempuran Ambarawa

sumber: militer.id

Pertempuran ini berawal dari kedatangan sekutu pimpinan Jenderal Bethel yang bertugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tawanan perang sekutu. Sekutu awalnya disambut baik oleh gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro bahkan akan disediakn bahan pangan bagi sekutu asal tidak mengganggu kedaulatan Indonesia. Sekutu ternyata memboceng NICA dan mempersenjatai tawanan perang. Pertempuran pun terjadi di sekitar ambarawa dan Magelang. Pasukan Indonesia di bawah Letkol Isdiman (komandan divisi V Banyumas) yang akhirnya gugur. Kemudian pertempuran dipimpin oleh Jenderal Sudirman yang terjadi pada tanggal 12 Desember 1945. TKR menggunakan taktik gelar supit urang/pengepungan rangkap dari dua sisi untuk mengepung sekutu. Tanggal 15 Desember 1945, TKR berhasil mengalahkan sekutu. Kemenangan tersebut diabadikan dalam Monument Palagan Ambarawa.

5.Bandung Lautan Api

sumber: bandung.panduanwisata.id

Peristiwa berawal dari kedatangan sekutu pimpinan Mc Donald tanggal 12 Oktober 1945 dengan tujuan melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang sekutu. Sejak kedatangan, sekutu merampas senjata rakyat sampai puncaknya terjadi bentrokan tanggal 23 Maret 1946. Dua pejuang Indonesia Moh. Toha dan M. Ramdan meledakan gudang mesiu sekutu dan tewas. Kondisi Bandung semakin tidak aman sehingga pemerintah memerintahkan untuk mengosongkan Bandung. TRI dan rakyat membakar kota Bandung sebelum meninggalkannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama peristiwa Bandung Lautan Api.

6.Pertempuran Medan Area

sumber: wawasansejarah.com

Tanggal 9 Oktober 1945, pasukan sekutu pimpinan Brigadier TED Kelly datang di Medan dengan tujuan mengambil alih kekuasaan. Pertempuran pertama tanggal 13 Oktober 1945 yang menyebar ke Pemantang Siantar dan Brastagi. 18 Oktober sekutu mengeluarkan ultimatum larangan senjata bagi rakyat dan harus menyerah ke sekutu. Pada tanggal 1 Desember 1945, sekutu memasang papan bertuliskan Fixed Bounderis Medan Areas dengan tujuan menunjukkan kekuasaan mereka. Sekutu mengusis unsur-unsur dari RI. Tanggal 10 Desember 1945, pertempuran besar terjadi yang menimbulkan banyak korban dari kedua belah pihak.

7.Pertempuran Puputan Margarana

sumber:gardanasional.id

Pertempuran ini berawal dari kedatangan belanda ke Bali yang ingin mendirikan Negara boneka dengan nama Negara Indonesia timur dan meminta I Gusti Ngurah Rai bergabung tapi ditolaknya. Tanggal 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang Tabanan. Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran pada tanggal 20 November 1946. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Puputan Margarana/Perang Habis-Habisan sampai titik darah penghabisan. I Gusti Ngurah Rai gugur beserta pasukannya. Untuk mengenangnya dibangun Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa di bekas medan pertempuran.

8.Serangan Umum 1 Maret 1949

sumber: id.wikipedia.org

Peristiwa ini terjadi tanggal 1 Maret 1949 untuk membuktikan ke dunia internasional bahwa NKRI masih ada dan kuat untuk mempertahankan kemerdekaan meskipun ibukota telah diduduki Belanda. Serangan dilakukan pimpinan Letkol Suharto atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari segala penjuru kota sehingga dapat memukul mundur Belanda keluar dari Yogyakarta. Peristiwa ini telah mematahkan propaganda belanda bahwa NKRI sudah tidak ada, mendatangkan dukungan internasional dan berubahnya sikap Amerika Serikat yang semula mendukung Belanda menjadi menekan belanda untuk berunding dengan RI. 

B.Perjuangan Diplomasi 

1.Perundingan Linggati (10 November 1946)

sumber:id.wikipedia.org

Terjadi di daerah Linggajati, Kuningan Jawa Barat tanggal 10 November 1946 yang ditandatangani tanggal 25 Maret 1947. 
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi Indonesia
Sutan Sjahrir (Indonesia)

Wim Schemerhorn (Belanda)

Lord Killearn (Inggris) sebagai mediator

1.  Pengakuan de facto wilayah Indonesia atas Sumatera, Jawa, Madura.
2. Belanda harus meninggalkan Indonesia paling lambat 1 Januari 1949
3. RI dan Belanda Sepakat membentuk RIS yang didalamnya RI sebagian bagiannya
4. Dalam bentuk RIS, Indonesia bergabung menjadi commonwealth Indonesia-belanda
1. Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dari beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Mesir, Libanon, Syuriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, Uni Soviet
2. Muncul pihak yang mendukung dan menolak hasil perundingan

Perbedaan penafsiran isi perundingan antara Indonesia-Belanda. Indonesia menganggap kedaulatannya sebelum terbentuk RIS, sedangkan Belanda sesudah terbentuk RIS sehingga Belanda mengadakan agresi militer 1 tanggal 21 Juli 1947.

2.Perundingan Renvile

sumber: id.wikipedia.org

Usaha untuk menyelesaikan agresi militer Belanda I, Dewan Keamanan PBB membentuk KTN (Komisi Tiga Negara) yakni 
Richard Kirby (Australia)
Mewakili dari Indonesia
Faul Van Zeeland (Belgia)
Mewakili pihak Belanda
Frank Porter Graham (Amerika Serikat)
Mediator Indonesia-Belanda
Mereka mengadakan perundingan di atas kapal Renville milik Amerika Serikat. 
Delegasi
Kesepakatan
Dampak bagi Indonesia
Mr. Amir Sjarifuddin (Indonesia)

Abdul Kadir wijoyoatmodjo (Belanda)

Frank Porter Graham
Richard Kirby (KTN/mediator)
1.     Gencatan senjata
2. Pengakuan kedaulatan wilayah RI yakni Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sumatera
3.  Adanya garis demarkasi Van Mook atas wilayah Indonesia dan pendudukan Belanda
4.    TNI harus ditarik dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur
5.  Belanda bebas membentuk Negara federal di daerah yang didudukinya
Wilayah Indonesia semakin menjadi sempit dan dikelilingi oleh wilayah kekuasaan Belanda

3.Perundingan Roem Royen

sumber: id.wikipedia.org

Untuk mengatasi Agresi Militer Belanda II, PPB mengadakan rapat tanggal 22 Desember 1948 menghasilkan sebuah resolusi yang mendesak permusuhan Indonesia belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia dibebaskan.
KTN ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan resolusi yang kemudian diganti namanya menjadi UNCI (United Nation Commission Of Indonesia) yang diketuai oleh Merle Cohrn.  Tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan di Hotel Des Indes yang dikenal dengan nama Perundingan Roem Royen
Delegasi
Kesepakatan
Dampak
Mr. Moh. Roem  (Indonesia)

Van Royen (Belanda)

Merle Cochrn (UNCI)
Dari Indonesia
1.      Gencatan senjata
2.      Bekerja sama mengembalikan perdamaian
3.       Turut serta dalam KMB
Dari belanda:
1.  Menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta
2. Menjamin penghentian aksi militer dan membebaskan tahanan militer
3.  Tidak mendirikan Negara di wilayah RI sebelum tanggal 19 Desember 1948
4.     Segera mengadakan KMB
Pemerintah Indonesia kembali ke Yogyakarta

4.Perundingan Inter Indonesia

sumber: guruips.com

Perundingan tokoh-tokoh nasional Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi KMB dalam kesamaan paham dan pandangan mengenai pemerintahan RIS. Perundingan ini dilakukan dua tahap yakni tahap kesatu 19-22 Juli 1949  di Yogyakarta dipimpin Moh. Hatta. sedangkan tahap kedua tanggal 30 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta dipimpin oleh Sultan Hamid II. 

5.Konferensi Meja Bundar

sumber: zonareferensi.com

Dilaksanakan di Den hag tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949
Delegasi
Kesepakatan
Dampak
Moh. Hatta (Indonesia)

Van Maarseveen (Belanda)

Sultan Hamid II dari BFO (badan kumpulan negara Bentukan Belanda)

Chritchley (UNCI)
1.  Belanda mengakui RIS berdaulat
2.   Pengakuan selambatnya 30 Desember 1949
3. Masalah Irian Barat dirundingkan 1 tahun kemudian
4.   Dibentuk Uni Indonesia belanda
5. RIS membayar utang  Belanda sejak 1942
Belanda mengakui kemerdekaan RI
Konflik dengan Belanda di akhiri dan mulai pembangunan
Irian belum diserahkan ke Indonesia
RI menjadi RIS yang tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi

Penyerahan kedualatan dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949 di dua Negara yaitu Indonesia dan Belanda. Di Belanda dilakukan oleh Ratu Yuliana kepada Moh. Hatta. Di Jakarta dilakukan oleh AHJ Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan adanya penyerahan kedaulatan RIS tersebut, berakhirlah penjajahan Belanda secara resmi. 

Sumber: 
Buku Siswa IPS Kelas IX. 2018. Kemendikbud
konferensi interindonesia dalam bacaannyasejarah.blogspot.com.