Setelah kemerdekaan, tidak serta merta bangsa Indonesia terbebas dari bangsa kolonial. Ternyata setelah merdeka pun, Indonesia harus kembali berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan karena Sekutu yang memboncengi NICA datang kembali ke Indonesia untuk menancapkan kekuasaan di Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia terbagi menjadi dua yakni
A.Perjuangan fisik
1.Insiden Hotel Yamato (19 September 1945)
sumber: tirto.id
Peristiwa yang terjadi di Hotel Yamato yakni pada saat belanda datang lagi ke Surabaya mereka mengibarkan benderanya. Bangsa Indonesia sudah pasti tidak mau bendera Belanda berkibar karena sudah merdeka. Oleh karena itu, bangsa Indonesia melakukan perobekan terhadap bendera Belanda (merah putih biru) sehingga menjadi bendera Indonesia.
2.Pertempuran Surabaya (27 Oktober s.d 20 November 1945)
sumber: suaramuhammadiyah.id
Peristiwa ini berawal dari kedatangan pasukan sekutu pimpinan WS Mallaby yang bertugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tahanan perang sekutu di Indonesia. Awalnya kedatangan sekutu ini disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, ketika sekutu memboncengi NICA maka timbulah perlawanan melawan sekutu. Pada tanggal 30 Oktober pertempuran terjadi, WS Mallaby tewas sehingga sekutu dipimpin oleh Mayjend RC. Mansergh. Tanggal 9 November sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya supaya menyerah. Namun tidak dihiraukan oleh rakyat. Pada tanggal 10 November terjadi pertempuran besar antara sekutu dengan rakyat Surabaya. Pada saat itu, rakyat Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo beserta para kiayi. Meskipun akhirnya Surabaya dikuasai sekutu, tapi peristiwa itu merupakan momentum nasional bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah. Peristiwa 10 November 1945 diperingati sebagai Hari Pahlawan.
3.Pertempuran lima hari di Semarang
sumber: semarangkuto.blogspot.com
Peristiwa ini berawal dari pemindahan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu yang melakukan pemberontakan dan akhirnya bergabung dengan pasukan Jepang pimpinan Mayor Kido di Jatingaleh Semarang. Tanggal 14 Oktober 1945 terdengar kabar bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum di Candi, Semarang. Dokter Karyadi berusaha untuk memeriksa kebenaran isu tersebut namun ditembak sehingga pemuda Semarang marah dan menyerang tentara Jepang. Tanggal 15 s.d 20 Oktober 1945 terjadi pertempuran Jepang dengan TKR dibantu pemuda. Pertempuran berakhir dengan adanya perundingan yang diwaili oleh Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono serta dari Jepang Letkol Nomura..
4.Pertempuran Ambarawa
sumber: militer.id
Pertempuran ini berawal dari kedatangan sekutu pimpinan Jenderal Bethel yang bertugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tawanan perang sekutu. Sekutu awalnya disambut baik oleh gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro bahkan akan disediakn bahan pangan bagi sekutu asal tidak mengganggu kedaulatan Indonesia. Sekutu ternyata memboceng NICA dan mempersenjatai tawanan perang. Pertempuran pun terjadi di sekitar ambarawa dan Magelang. Pasukan Indonesia di bawah Letkol Isdiman (komandan divisi V Banyumas) yang akhirnya gugur. Kemudian pertempuran dipimpin oleh Jenderal Sudirman yang terjadi pada tanggal 12 Desember 1945. TKR menggunakan taktik gelar supit urang/pengepungan rangkap dari dua sisi untuk mengepung sekutu. Tanggal 15 Desember 1945, TKR berhasil mengalahkan sekutu. Kemenangan tersebut diabadikan dalam Monument Palagan Ambarawa.
5.Bandung Lautan Api
sumber: bandung.panduanwisata.id
Peristiwa berawal dari kedatangan sekutu pimpinan Mc Donald tanggal 12 Oktober 1945 dengan tujuan melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang sekutu. Sejak kedatangan, sekutu merampas senjata rakyat sampai puncaknya terjadi bentrokan tanggal 23 Maret 1946. Dua pejuang Indonesia Moh. Toha dan M. Ramdan meledakan gudang mesiu sekutu dan tewas. Kondisi Bandung semakin tidak aman sehingga pemerintah memerintahkan untuk mengosongkan Bandung. TRI dan rakyat membakar kota Bandung sebelum meninggalkannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama peristiwa Bandung Lautan Api.
6.Pertempuran Medan Area
sumber: wawasansejarah.com
Tanggal 9 Oktober 1945, pasukan sekutu pimpinan Brigadier TED Kelly datang di Medan dengan tujuan mengambil alih kekuasaan. Pertempuran pertama tanggal 13 Oktober 1945 yang menyebar ke Pemantang Siantar dan Brastagi. 18 Oktober sekutu mengeluarkan ultimatum larangan senjata bagi rakyat dan harus menyerah ke sekutu. Pada tanggal 1 Desember 1945, sekutu memasang papan bertuliskan Fixed Bounderis Medan Areas dengan tujuan menunjukkan kekuasaan mereka. Sekutu mengusis unsur-unsur dari RI. Tanggal 10 Desember 1945, pertempuran besar terjadi yang menimbulkan banyak korban dari kedua belah pihak.
7.Pertempuran Puputan Margarana
sumber:gardanasional.id
Pertempuran ini berawal dari kedatangan belanda ke Bali yang ingin mendirikan Negara boneka dengan nama Negara Indonesia timur dan meminta I Gusti Ngurah Rai bergabung tapi ditolaknya. Tanggal 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang Tabanan. Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran pada tanggal 20 November 1946. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Puputan Margarana/Perang Habis-Habisan sampai titik darah penghabisan. I Gusti Ngurah Rai gugur beserta pasukannya. Untuk mengenangnya dibangun Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa di bekas medan pertempuran.
8.Serangan Umum 1 Maret 1949
sumber: id.wikipedia.org
Peristiwa ini terjadi tanggal 1 Maret 1949 untuk membuktikan ke dunia internasional bahwa NKRI masih ada dan kuat untuk mempertahankan kemerdekaan meskipun ibukota telah diduduki Belanda. Serangan dilakukan pimpinan Letkol Suharto atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari segala penjuru kota sehingga dapat memukul mundur Belanda keluar dari Yogyakarta. Peristiwa ini telah mematahkan propaganda belanda bahwa NKRI sudah tidak ada, mendatangkan dukungan internasional dan berubahnya sikap Amerika Serikat yang semula mendukung Belanda menjadi menekan belanda untuk berunding dengan RI.
B.Perjuangan Diplomasi
1.Perundingan Linggati (10 November 1946)
sumber:id.wikipedia.org
Terjadi di daerah Linggajati, Kuningan Jawa Barat tanggal 10 November 1946 yang ditandatangani tanggal 25 Maret 1947.
Delegasi
|
Kesepakatan
|
Dampak bagi Indonesia
|
Sutan Sjahrir (Indonesia)
Wim Schemerhorn (Belanda)
Lord Killearn (Inggris) sebagai
mediator
|
1. Pengakuan de facto wilayah Indonesia atas
Sumatera, Jawa, Madura.
2. Belanda harus meninggalkan Indonesia paling
lambat 1 Januari 1949
3. RI dan Belanda Sepakat membentuk RIS
yang didalamnya RI sebagian bagiannya
4. Dalam bentuk RIS, Indonesia bergabung
menjadi commonwealth Indonesia-belanda
|
1. Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan
dari beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Mesir, Libanon, Syuriah, Afghanistan,
Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, Uni Soviet
2. Muncul pihak yang mendukung dan menolak
hasil perundingan
|
Perbedaan penafsiran isi perundingan antara Indonesia-Belanda. Indonesia menganggap kedaulatannya sebelum terbentuk RIS, sedangkan Belanda sesudah terbentuk RIS sehingga Belanda mengadakan agresi militer 1 tanggal 21 Juli 1947.
2.Perundingan Renvile
sumber: id.wikipedia.org
Usaha untuk menyelesaikan agresi militer Belanda I, Dewan Keamanan PBB membentuk KTN (Komisi Tiga Negara) yakni
Richard Kirby (Australia)
|
Mewakili dari Indonesia
|
Faul Van Zeeland (Belgia)
|
Mewakili pihak Belanda
|
Frank Porter Graham (Amerika Serikat)
|
Mediator Indonesia-Belanda
|
Mereka mengadakan perundingan di atas kapal Renville milik Amerika Serikat.
Delegasi
|
Kesepakatan
|
Dampak bagi Indonesia
|
Mr. Amir Sjarifuddin (Indonesia)
Abdul Kadir wijoyoatmodjo (Belanda)
Frank Porter Graham
Richard Kirby (KTN/mediator)
|
1. Gencatan senjata
2. Pengakuan kedaulatan wilayah RI yakni Jawa
Tengah, Yogyakarta dan Sumatera
3. Adanya garis demarkasi Van Mook atas
wilayah Indonesia dan pendudukan Belanda
4. TNI harus ditarik dari wilayah Jawa
Barat dan Jawa Timur
5. Belanda bebas membentuk Negara federal
di daerah yang didudukinya
|
Wilayah Indonesia semakin menjadi
sempit dan dikelilingi oleh wilayah kekuasaan Belanda
|
3.Perundingan Roem Royen
sumber: id.wikipedia.org
Untuk mengatasi Agresi Militer Belanda II, PPB mengadakan rapat tanggal 22 Desember 1948 menghasilkan sebuah resolusi yang mendesak permusuhan Indonesia belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia dibebaskan.
KTN ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan resolusi yang kemudian diganti namanya menjadi UNCI (United Nation Commission Of Indonesia) yang diketuai oleh Merle Cohrn. Tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan di Hotel Des Indes yang dikenal dengan nama Perundingan Roem Royen
Delegasi
|
Kesepakatan
|
Dampak
|
Mr. Moh. Roem (Indonesia)
Van Royen (Belanda)
Merle Cochrn (UNCI)
|
Dari Indonesia
1. Gencatan senjata
2. Bekerja sama mengembalikan perdamaian
3. Turut serta dalam KMB
Dari belanda:
1. Menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta
2. Menjamin penghentian aksi militer dan
membebaskan tahanan militer
3. Tidak mendirikan Negara di wilayah RI
sebelum tanggal 19 Desember 1948
4. Segera mengadakan KMB
|
Pemerintah Indonesia kembali ke Yogyakarta
|
4.Perundingan Inter Indonesia
sumber: guruips.com
Perundingan tokoh-tokoh nasional Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi KMB dalam kesamaan paham dan pandangan mengenai pemerintahan RIS. Perundingan ini dilakukan dua tahap yakni tahap kesatu 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta dipimpin Moh. Hatta. sedangkan tahap kedua tanggal 30 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta dipimpin oleh Sultan Hamid II.
5.Konferensi Meja Bundar
sumber: zonareferensi.com
Dilaksanakan di Den hag tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949
Delegasi
|
Kesepakatan
|
Dampak
|
Moh. Hatta (Indonesia)
Van Maarseveen (Belanda)
Sultan Hamid II dari BFO (badan kumpulan
negara Bentukan Belanda)
Chritchley (UNCI)
|
1. Belanda mengakui RIS berdaulat
2. Pengakuan selambatnya 30 Desember 1949
3. Masalah Irian Barat dirundingkan 1
tahun kemudian
4. Dibentuk Uni Indonesia belanda
5. RIS membayar utang Belanda sejak 1942
|
Belanda mengakui kemerdekaan RI
Konflik dengan Belanda di akhiri dan
mulai pembangunan
Irian belum diserahkan ke Indonesia
RI menjadi RIS yang tidak sesuai dengan
cita-cita proklamasi
|
Penyerahan kedualatan dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949 di dua Negara yaitu Indonesia dan Belanda. Di Belanda dilakukan oleh Ratu Yuliana kepada Moh. Hatta. Di Jakarta dilakukan oleh AHJ Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan adanya penyerahan kedaulatan RIS tersebut, berakhirlah penjajahan Belanda secara resmi.
Sumber:
Buku Siswa IPS Kelas IX. 2018. Kemendikbud
konferensi interindonesia dalam bacaannyasejarah.blogspot.com.